[Horor Story] Project 'The UNSEEN' Episode 2.5 – Recalling Memories [Real Event]


[Horor Story] Project 'The Unseen' Episode 2.5 – Recalling Memories [Real Event]

Mungkin beberapa orang akan beranggapan kalau cerita gue mengada-ada. You know lah.. ada banyak orang yang mengaku bisa melihat The Unseen, lalu mereka berpura-pura berkomunikasi.
Gue berusaha menyampaikan cerita dengan sudut pandang gue, apa yang bener-bener gue liat, apa yang bener-bener gue rasakan waktu ketemu sama mereka semua. Berharap kalian para Unseen Reader merasakan situasi cerita gue. 
Melihat mereka itu sama sekali berbeda dengan melihat makhluk nyata. Gue harus ‘sedikit’ masuk ke dunia (dimensi) mereka. Sederhananya, ada semacam ‘penghalang’ yang membatasi antara dunia nyata dan gaib. Penghalang itu bisa ditembus dengan beberapa cara dan dalam situasi tertentu. Hal yang paling umum terjadi saat 2 dimensi ini berbenturan adalah ‘Kesurupan’, iya yang suka teriak ‘aing maung.. aing maung’.


Pic 1. Ilustrasi Penghalang

Kita bahas kesurupan dulu ya, ini pendapat gue sendiri setelah ketemu beberapa kasus kesurupan. Kebanyakan kasus kesurupan itu terjadi ketika ada manusia yang mempunyai banyak pikiran/masalah, bisa melamun atau pikiran sedang kosong. Di saat melamun, ada sebagian dari Sixth Sense yang terbuka tapi ga permanen. Maksudnya gimana ?? gini gini.. pada dasarnya semua orang punya Sixth Sense, doi lah yang bertanggung jawab kita semua bisa ngerasa merinding kalau di tempat serem, merasa ga enak kalau di tempat yang banyak The Unseen’nya, doi juga sering ngasih ‘feeling’ terhadap suatu kejadian yang akan datang. Tetapi level Sixth Sense dari setiap orang itu berbeda, contoh paling simple gue deh, Sixth Sense gue udah sampe level komunikasi sama The Unseen, tp temen gue cuma sampe level merinding aja.


Pic 2. Ilustrasi Sixth Sense

Sixth Sense juga bisa semakin kuat kalau kita menutup indra yang laennya. Kebayang ga ?? sadar ga sih kenapa The Unseen kalau malam-malam bisa keliatan lebih jelas ? itu ada hubungannya sama Sixth Sense. Pada waktu malam hari indra kita yang laen lebih relax, mata misalnya, ga terlalu banyak menerima cahaya, telinga juga ga terlalu di gempur sama suara-suara kaya waktu siang. Tepat jam 12 malam biasanya indra kita lagi di tahap paling rilex, di saat itu Sixth Sense memiliki kepekaan lebih tinggi, jadilah bawaannya takut aja kalau udah lepas jam 12 malam. The Unseen itu siang juga ada tp emang gue akuin agak lebih sulit di lihat dibandingkan malam hari.

Terus apa dong hubungannnya sama kesurupan dan melamun?? Saat melamun kita ga sadar kalau kita melupakan semua sense kita, pandangan mata kita kosong, telinga kita seolah-olah ga bisa mendengar, mulut ga ngomong, nafas pun mode auto di gerakkan sama otak. Apa yang terjadi kalau kita ga sadar udah masuk ke mode rileks? iya betul.. Sixth Sense kita jadi terbuka. Ketika Sixth Sense udah terbuka, manusia cenderung lebih sensitive terhadap hal gaib. Hal yang paling menyeramkan adalah The Unseen bisa mengambil alih tubuh kita, ini terjadi hanya sepersekian detik, dan kalian tiba-tiba bisa teriak minta kopi lah, minta kembang lah, bisa juga jadi macan.


Pic 3. Ilustrasi Kesurupan

Sixth Sense itu jadi semacam jembatan antara dimensi manusia dan dimensi The Unseen. Tetapi gue ga menyarankan untuk membuka Sixth Sense baik sengaja atau tidak. Dunia mereka itu jauh lebih berbahaya dari dunia kita sekarang. Mungkin di next story gue akan ceritakan sedikit dunia The Unseen, gue sendiri jujur ga mau masuk terlalu jauh ngeliat kehidupan mereka secara langsung.


Pic 4. Ilustrasi Memasuki Dimensi Gaib
Selain kesurupan, ada juga satu kondisi yang bisa memungkinkan dua dimensi ini bertemu. Kondisi ini melibatkan ‘rasa takut’. Wah udah kaya di Monster Inc aja rasa takut bisa jadi bahan bakar... But its actually true dude.. gue ga bisa buktiin secara nyata since The Unseen itu makhluk gaib, gue ga punya teori, gue ga punya jurnal tentang mereka. Mungkin kalian belum tahu kalau The Unseen bisa ambil energi kita ? iy kan ? jadi si The Unseen ini punya kemampuan buat ambil energi manusia. Dari energi tersebut The Unseen bisa memanipulasi kondisi dunia nyata, kita ga aneh dong dengar suara kuntilanak ketawa/nangis, suara lemparan batu kerikil, suara lemparan pasir, atau jika energi The Unseen ini cukup besar dia bisa memanipulasi luka fisik ke korban.


Pic 5. Perwujudan The Unseen yang Mulai Menembus Penghalang

Mereka biasanya bertahap untuk menggoda manusia, mereka punya modal energi untuk sekedar ‘tertawa’ misalnya, ketika manusia dengar, wah pasti dong keringet dingin keluar dan suka tiba-tiba lemes ga punya tenaga, dari situ energi manusia yang dengar udah mulai terserap, makin kita takut makin banyak energi kita di serap oleh The Unseen. Sampai pada suatu titik energi yang di ambil sudah cukup untuk merealisasikan ‘Wujud Nyata’ dari si The Unseen ini, bisa kuntilanak lah, sundel bolong, suster ngesot, suka-suka mereka aja. Untuk kasus ini si The Unseen lah yang berperan untuk menembus batas antara dimensi gaib dan nyata, karena mereka sudah punya modal energi tadi, jadi walau manusia  ‘korban’ tidak memiliki Sixth Sense yang sensitif, mereka masih bisa liat wujud The Unseen secara utuh.

Wah ngeri dong ya ?? jujur gue jawab.. BANGET !!

The Unseen yang sering jahil itu kelasnya masih Low Class lah gue bilang… kebayang ga kalau ketemu The Unseen yang energinya besar banget ? dan mereka ini biasanya menempati gunung dan hutan. Ga cuma sekedar ngelempar batu kerikil, dorong kita ke jurang aja mereka mampu kok.

So ? how about in my case ? kok gue bisa liat mereka tanpa kesurupan dan tanpa menghabiskan energi banyak ? sebenernya ini agak kompleks buat dijelaskan, gue coba buat terangin yang inti aja. Gue dapet kemampuan ini emang di sengaja, dulu sering di ganggu oleh mereka (mulai SMP-SMA), dari sekedar sakit lah, mimpi buruk, ga bisa tidur nyenyak. Dari situ Sixth Sense gue udah mulai terlatih, sampe akhirnya gue udah pasrah aja lah sama Allah. Berdoa setiap malam ‘Dear God, please give me power to get rid all off them, to help each other with my power’ kan nanngung ya udah bisa liat The Unseen, tp ga bisa ngusir. Waktu itu gue inget banget lagi makan ayam geprek di sekitaran jembatan Palur (di depan kebon Binatang Jurug - Solo), yang okee, sekarang baru sadar kalau jembatan itu dulunya punya sejarah kelam sebagai tempat buang tumbal. Diikutin lah gue sama salah satu makhluk disana, gue sempet sakit beberapa hari, ke dokter, minum obat, nothing change. Ribet dah tuh gue telponin orang rumah, udah gue disuruh ngaji aja, inget banget waktu itu gue ngaji surat Al-Jin. Bener-bener pasrah waktu itu, gue ngaji berapa balikan deh tuh surat Al-Jin. Sampe akhirnya gue dengar ada yang teriak.


Pic 6. Jembatan Jurug (Solo)

The Unseen : Aku ingin keluaaaaar dari sini…

Gue : *gue cuma diem aja. 

Dulu sumpah masih takut banget. Tapi disini awal gue bisa ngobrol sama mereka. Gue beraniin lah ngomong.

Gue : Tolong.. jangan ganggu saya lagi, ini sudah 3 hari, cukup, udah ga kuat.

The Unseen : AKU INGIN KELUAAAAAR !!!!


Pic 7. Ilustrasi The Unseen Penghuni Jembatan Jurug

Gue : Tolong keluar lewat apapun yang kamu suka.

FYI The Unseen bisa masuk/keluar dari tubuh manusia lewat mulut, ubun-ubun, telinga, ujung jari kaki/tangan, dan tempat lainnya yang berlubang.

Gue : *seketika itu juga gue muntah-muntah ga karuan. 

Setelah kejadian itu, badan gue udah mulai kerasa enak. Badan ga berat, pikiran juga ga kosong. Bukannya malah takut, gue malah pengen kenal sama dunia The Unseen lebih jauh. Niat gue buat nolong orang lain kalau sampe ada yang terkena gangguan The Unseen juga. Makin kesini Sixth Sense gue udah susah di kontrol, sering di ikutin The Unseen ga jelas, sering berantem sama The Unseen di kosan buat nyuruh meraka pulang ke pohonnya masing-masing.
Beberapa tahun berlalu, sekarang (sampai cerita ini ditulis) Sixth Sense gue udah bisa terkontrol 50-70%.

Pelajaran yang paling menarik adalah bagaimana caranya berkomunikasi sama The Unseen. Jadi harus bisa kontrol Sixth Sense tetap di kondisi aman antara dimensi gaib dan dimensi nyata. Kalau Sixth Sense kita masuk terlalu jauh, kesadaran kita bisa hilang, kalau kita terlalu menjaga jarak, nanti malah gagal berkomunikasi. Masih belum kebayang ya ? logikanya gini, setiap The Unseen itu punya energi masing-masing, Manusia juga punya tingkatan energi yang berbeda dengan The Unseen. Bagaimana caranya salah satu energi ini harus bisa selaras, bekerja pada gelombang yang sama. Setelah selaras nanti bisa saling tukar informasi. Mirip sama reciever di tv/radio kalian di rumah. Lalu siapa yang bisa menurunkan tingkat energi ini ? yaa siapapun dari kedua belah pihak yang bisa. Contoh, kalau gue ketemu The Unseen yang low class, biasanya gue duluan yang nurunin tingkat energi, selepas itu gue bisa ngobrol sama mereka. Penurunan ini berkaitan sama Sixth Sense, Sixth Sense ini berkaitan dengan tingkat kesadaran gue. Gue memposisikan diri dalam kondisi setengah sadar, biar panjang gelombang gue bisa sama dengan The Unseen low class tadi. Beneran berbahaya memang karena bisa aja gue ketarik ke dunia mereka, yang nantinya gue bisa kehilangan kesadaran bahkan gila permanen.

Ada ga sih kasus orang yang sampe tertarik ke dunia The Unseen ?? banyak banget. Mungkin kalian pernah dengar ada orang yang nikah sama The Unseen (kasusnya di daerah karanganyar), kasus setan budeg yang bikin orang budeg di perlintasan kereta api jadinya ketabrak, kasus di sasarkan di hutan (baca cerita episode 2 The Unseen yang di gunung ungaran). Itu semua menunjukan orang yang gagal mengendalikan Sixth Sense dan malah masuk ke dunia The Unseen, akhirnya terkena halusinasi/tipu daya mereka.


Pic 8. Ilustrasi Dikendalikan Oleh The Unseen

Selain itu untuk  melihat ‘Wujud’ The Unseen juga ga segampang kaya kita liat makhluk nyata. Kalau kita ngomongon melihatnya pake mata normal, gue sendiri cuma bisa liat mereka dengan sudut mata aja. Bayangin kamu menatap ke satu titik, lalu ada titik yang agak buram di sudut mata kanan dan kiri, nah disitu biasanya mereka lebih gampang terlihat. Sampe sekarang gue masih bingung kenapa cuma bisa liat mereka dengan sudut mata aja, mungkin kalian punya pengalaman yang sama ??


Pic 9. Ilustrasi Sixth Sense Activated

Terus gimana caranya gue biar bisa liat mereka lebih jelas ? I close my eyes. Jadi gue menutup indra penglihatan gue, biar Sixth Sense gue makin kuat. Baru deh tuh nanti ‘Wujud’ mereka bisa terlihat jelas. Atau bisa juga gue semacam bikin mata ga fokus, ngerti kan ? jadi kaya dibikin ngeblur gitu, itu juga bisa. Cara lainnya, misal gue udah tau di depan ada The Unseen, gue biasanya balik badan aja, si The Unseen itu jd ada di belakang gue, nanti bisa lebih jelas wujudnya keliatan. Tergantung situasi gue lagi gimana, ga mungkin dong lagi naek gunung gue nutup mata.

Akhir-akhir ini gue juga mulai belajar buat flashback. Pernah nonton mbak Sarah Wijayanto? Risa Saraswati? Mereka juga bisa flashback. Kemampuan ini membuat pemiliknya bisa melihat masa lalu, dalam artian bukan time travel ya. Kalau kemampuan kita dalam mengontrol Sixth Sense sudah cukup oke, kontrol kesadaran cukup oke, kontrol energi sudah cukup oke, level selanjutnya itu ga sekedar ngobrol tapi udah bisa bertukar ingatan. Ini jauh lebih berbahaya lagi dari sekedar ngobrol, karena nanti mulai menginjakan kaki ke dunia The Unseen. Semua informasi masa lalu yang mau kita lihat tersimpan di alam mereka, istilahnya kita ‘mengintip’ sedikit informasi itu. Sayangnya informasi yang tersimpan lebih banyak informasi kesedihan, rasa sakit, perih, tersiksa. Memang sebagian tersimpan energi positif, tetapi masih kalah banyak di banding energi negatif.

Pic 10. Ilustrasi Memasuki Dunia The Unseen

Percobaan pertama waktu belajar flashback itu di kampungnya almarhum mbah maridjan. Gue kebetulan ketemu sama The Unseen dari salah satu korban letusan gunung merapi.

Gue : Ibu dan adek, salah satu korban disini ?

The Unseen : Iya mas, saya pemilik dari rumah yang tertimbun awan panas waktu itu, rumah saya tepat di bawah kaki mas itu.

Gue emang lagi berdiri di atas gundukan tanah waktu itu. Setelah perjalanan selesai, gue konfirmasi ke pemandu dan ternyata tanah gundukan itu dulunya rumah-rumah.


Pic 11. Reruntuhan Rumah Setelah Diterjang Awan Panas

Gue : Ibu jika diperbolehkan, saya ingin tahu bagaimana ibu bisa meninggal dan seberapa dahsyat letusan gunung merapi dulu (erupsi 2010)

The Unseen : baik mas. *sambil ibunya nangis

Kemudian dia nepuk pundak gue. Innalillahi… gue di berikan flashback gimana si ibu itu lari ke dalam kamar mandi, beliau sekeluarga berlindung di dalam bak air kamar mandi, beliau terebus hidup-hidup saat awan panas menerjang rumahnya. Bagaimana suara gemuruh awan panas datang, lalu paniknya warga desa saat itu. Gue juga menyaksikan bagaimana kulit si ibu dan anaknya melepuh merah, sampai daging segarnya terlihat. Gue rasanya lemes.. ga sanggup nahan air mata.


Pic 12. Ilustrasi Korban Awan Panas

Begitu pula saat gue masuk ke bunker. Kasus yang sama terjadi, di dalam gue flashback ada beberapa orang sebagian direbus hidup-hidup, sebagian terpanggan oleh hawa panas. Hancur.. kulit mereka hancur, hitam legam terpanggang. Rasanya di dalam banyak suara teriakan dari para korban sampai mereka dijemput ajal.


Pic 13. Bunker Perlindungan

The unseeen : PANAAAAAAS ! TOLOOOONG ! PANAAAAAAAAAAAAASS.

Suara yang tiba-tiba muncul dari arah toilet samping kiri dari gambar di atas. Suara rintihan yang bener bikin ga nyaman di telinga.
Menurut gue, ga sepantasnya tempat itu jadi wisata. Kalian bisa senang-senang di atas bekas mayat orang lain, di atas tempat mereka terpanggang hidup-hidup malah selfie, desa yang hancur itu penuh dengan energi negatif. Gue ga pernah mau menginjakan kaki ke tempat itu lagi untuk kedua kalinya.

Gue rasa cukup ya episode RECALLING MEMORIES….

Intinya ke depan, gue pengen kalian lebih ‘kena’ ketika baca cerita selanjutnya. Bisa bayangin gimana cara gue komunikasi, ngobrol, dan flashback.
Oh iya, kenapa gue bisa lama banget lanjut buat nulis episode berikutnya. Actually.. selama gue nulis banyak gangguan muncul. Para The Unseen sepertinya ga suka kalau gue nyeritain kisah hidup mereka. Beberapa dari mereka menunjukan ‘Wajah’ yang ga bersahabat. Selain itu, gue harus dalam kondisi yang bener-bener prima, gue ga mau ketika gue nulis, kesadaran gue ilang setiba-tiba. Siapa yang mau nyembuhin gue nanti ??

The END of Episode 2.5 [Horor Story] Project 'The UNSEEN' Episode 2.5 – Recalling Memories [Real Event]

See u at next story. Spoiler aja nih. Selanjutnya di episode 3.
[Horor Story] Project 'The UNSEEN' Episode 3 – Curhatan penunggu Sabana 2 Gunung Merbabu - [Real Event]

Please like, Comment, and Share ya !!
sponsored by. Anonymous Outdoor Gears



Comments

  1. Mantap bro, emang bungker paling ngga enak suasananya. Singup kalo orang bilang. Apalagi di tempat yg kayak meja itu, yg muka hitam legam banyak.

    ReplyDelete
  2. Menarik pengalamannya mas. Ane ngikutin dr kaskus. Ditunggu update nya. Tetep ti ati :)

    ReplyDelete
  3. Luar biasa...
    Mudah mudahan agan bisa amanah ya...
    Setiap kelebihan atau perbedaan terselip tangung jawab ya gan...sehat selalu

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

[Horror Story] Project 'The UNSEEN' Episode 2 - Antara gue, Gunung, hutan, dan Anak Kecil - [Real Event] Gunung Ungaran

[Horror Story] Project 'The UNSEEN' Episode 1 - Antara gue, gunung, hutan, dan Mbak Kunti - [Real Event] Gunung Pulosari